Wednesday, August 4, 2021

Review ISP Oxygen di Tangerang

Halo teman-teman, 
Saya ingin sedikit bercerita tentang pengalaman saya menggunakan ISP Oxygen, setelah sebelumnya menjadi pelanggan setia First Media selama kurang lebih 7 tahun. (Mungkin total 10 tahun, karna sempat putus di tahun2 awal karna masalah biaya). Pada tahun 2020 saat itu, pandemi mulai berlangsung, pada saat itu lah WFH mulai diadakan. Sebenarnya sdh lama saya mengeluh selama menggunakan FM. Karna tarifnya yang relatif mahal, dan tidak disediakannya paket internet saja oleh mereka. Adanya sepaket dgn TV, padahal saya cukup jarang gunakan tv kabelnya. Ditambah, channel luarnya tinggal channel2 yg terasa kurang dibanding paketan tv dulu. Internet hanya 25mbps, tv seadanya, tarif hampir nyentuh 500 saat itu. Mahal sekali.
.
Singkat cerita akhirnya Oxygen memasang tiang sendiri di perumahan tempat saya tinggal. Setelah melihat banyak review di internet yang mengatakan kalau provider ini kurang bagus, akhirnya saya berulang kali membatalkan niat saya utk menggunakan provider ini. Pertama kali saya hubungi lewat DM instagram tgl 24 januari, sudah dihubungi sales via WA, namun saya batalkan. Akhirnya saya hubungi lagi sekitar bulan April, setelah teman saya memasang ISP Oxygen ini, kata dia ga ada masalah, dan dia udah 1 bulan pakai. Ini kontra dengan review2 Oxygen yang ada di internet yg mengatakan 2 hari baru pasang, langsung lost connection. Teman saya yg lain, yg ternyata  jauh lebih dulu pasang jg berkata demikian, tdk ada masalah, tarif flat sejak awal.

Oke kita lanjut ke kronologi awal pemasangan. 

Tgl 15 April 2020, saya ditelepon oleh CS Oxygen pusat setelah mengirimkan data diri berupa foto KTP, Shareloc rumah, serta foto bagian depan rumah ke sales yg kontaknya saya dapatkan dari teman saya tsb. Sebut saja Adit nama salesnya. Selama percakapan berlangsung, saya ditanyakan berbagai pertanyaan seputar konfirmasi paket yang akan dipilih, tarif berlangganan, alamat, serta nama, dan akhirnya dikatakan oleh CSnya kalau teknisi akan datang besok jam 6 sore. 

16 April 2020, sore hari masih dalam suasana puasa, teknisinya datang jam 3 sore. Lebih cepat dari yang dijanjikan. Teknisi datang menggunakan seragam moratelindo, induk dari ISP Oxygen ini. Jam 3 datang, jam 6 selesai. Setting password wifi, dan tanda tangan. Selesai. Saya iseng tanya, "berapa pak?", teknisi langsung menjawab, "Oh ga ada pak, panggilan teknisi pemasangan setau saya udh dibayar dluan ke pusat baru kita diminta pasang. Lagian ini rumah bpk pas depan tiangnya, jadi ga dikenakan biaya nambah kabel". " Oh oke pak"
. Lagi2 berlawanan dengan review yang saya baca, mereka mengatakan ada pungli yg dilakukan oleh teknisinya. Ada yang diminta 150 ribu, ada yang 300 ribu, ada yang bilang seikhlasnya, Padahal masih masuk jarak kabel gratis yang disediakan (saya lupa berapanya). Jadi, informasi ttg pungli yg dilakukan oleh teknisi tidak valid ya. FYI, memang ada biaya tambahan kabel per meternya jika jarak terlalu jauh dari tiangnya. Ada di syarat dan ketentuannya tertulis jelas. Jika memang ada biaya penambahan kabel, harus ada kwitansinya, jangan asal mau bayar. Konsultasikan dengan sales pokoknya kalau ada apa2. 
.
 
Speed awal setelah pemasangan 95mbps. Yang dijanjikan 50mbps. Dan saya mendapatkan 95 mbps cukup lama, sekitar 6 bulan bahkan lebih. Kemudian perlahan turun 70 - 60 - 50 sesuai yang dijanjikan bonus kecepatannya. Oh iya, bonus 2x speed ini hanya berlaku 1 tahun (setidaknya itu informasi yg sya d Jangan marah2 kalau tau2 balik ke paket awal ya. 

.


29 Maret 2021 saya mengalami problem, gabisa konek ke internet padahal udh restart modem berkali-kali. Indikator berwarna merah.
Kemudian saya hubungi sales utk minta bantuan. Meski terkesan cuek, karna saya hubunginya malam-malam (padahal bales pagi jg gapapa), tapi saya dibantu dibuatkan laporannya ke pusat. Karna saat itu ga dibalas chatnya karna udh malam, saya kira ga dibuatkan, sampai saya dm twitter oxygen homenya, ternyata laporannya sudah masuk, dan besoknya teknisi akan datang. 
Teknisi datang, ternyata penyebabnya kabelnya longgar setelah penggantian kotaknya. (Saya ga paham namanya, jadi kotak di tiangnya diganti karna jumlah pelanggannya bertambah).
.

Sampai tulisan ini dibuat, saya tidak pernah mengalami gangguan yang sampai seharian tidak bisa konek seperti yg biasa saya alami di ISP First Media (makanya saya pindah, hehe). Rata2 hanya perlu restart modem atau pindah ke mode pesawat. 

Skrg kecepatan internet saya 31mbps, dari yang dijanjikan 25mbps utk kecepatan normalnya. 
Aman utk ngegame, ga pernah lag, ga pernah putus nyambung seperti FM, main game online benar2 lancar tanpa hambatan. Latency jg rendah.

Saya rasa sekian utk ceritanya. Semoga bisa membantu pembaca dalam menentukan pilihan utk menggunakan ISP Oxygen atau tidak.
Terima kasih sudah membaca sampai sini.

Thursday, January 16, 2020

Kulit Kering Ada Bintik Air? Eksim? Mungkin Ini Solusinya!

Halo,

Kalian yang membaca tulisan ini pasti sedang mempunyai masalah dengan kulit kering pada telapak tangan atau mungkin hanya kering di bagian jarinya. Atau di bagian jari kalian terasa gatal dan kalau disinari ada bintik-bintik kecil yang kalau dipecahkan akan keluar air. Dan kalau bintik itu dipecahkan, maka akan menyebar ke ruas jari lainnya. Bahkan untuk beberapa kasus, bintik air itu terkadang sampai terlihat menyembul keluar, yang pastinya terasa gatal untuk digaruk atau dipecahkan. Yang hal itu justru semakin berbahaya.

Saya sudah mencoba berbagai cara, mulai dari mengoleskan salep sebagai uji coba, menjaga kulit tetap lembab dengan handbody, atau hanya dengan petroleum jelly. semuanya bisa dibilang tidak memberikan hasil yang cepat dan maksimal. Hanya memberikan efek nyaman untuk sementara.

Saya juga sudah mengganti sabun dan shampo saya dengan yang berbahan alami, yaitu merk Utama Spice. Kulit terasa mendingan dari sebelumnya. Bahkan kulit kepala yang dulu sering terasa gatal, kini sudah tidak lagi demikian.

Namun produk utama spice terasa mahal, 80rb utk per botolnya dan hanya berisi sedikit untuk pemakaian rutin bulanan. Jadi begitu saya membeli produk itu rasanya sangat boros. Begitu habis saya langsung membelinya lagi, biasanya saya hanya mengeluarkan uang 5rb rupiah untuk sebatang sabun dengan SLS, kini saya harus mengeluarkan uang berkali lipat untuk mendapatkan produk yang alami.

Bertahun menggunakan Utama Spice yang kuirit, alias makenya dikit, dan .. Oh, produk sabun utama spice itu cair, jadi saya benar-benar tidak biasa menggunakannya. Saya terus mencari alternatif untuk produk alaminya. terutama sabun, karna begitu saya pakai sabun liifebuoy atau merk serupa, lama-lama tubuh saya merespon dengan rasa gatal. terutama jika sebelumnya kulit saya kering atau saat itu sedang musim kemarau.

Oh ya, sekedar info, nama zat yang selama ini membuat kulit saya terasa kering adalah SLS, Sodium Laureth Sulphate, sebenarnya fungsi zat ini adalah untuk menghilangkan bakteri dengan menghilangkan minyak pada kulit. namun untuk jenis kulit seperti saya, dengan hilangnya minyak kulit alami itu, tubuh saya jadi terasa tidak nyaman

Kabar baik untuk kita semua, akhirnya saya menemukan alternatif sabun yang tidak mengandung SLS. bahkan di depan kemasannya dituliskan No Sulfat! :)

Nama produknya adalah sabun Zen.






Ini adalah gambar rangkaian produknya. 


No Sulfates No Irritation.

Saya yang menemukan sabun ini di Indomaret sangat senang, selain ini tulisannya Tanpa Sulfat, harganya untuk sabun batangannya pun murah. Saya coba beli dan pakai.
Hasilnya, setelah 1 tahun pakai, saya tidak pernah lagi mengalami kulit kering, atau tangan berbintik seperti dahulu yang terjadi setiap tahunnya.

Harga sabun batangnya hanya sekitar 5rb, anti bikin kulit kering kalau di saya.

mungkin yang lain sesama penderita kulit berbintik air perlu mencoba. 


Terima kasih sudah membaca sampai sini.



=======================================

[UPDATE]

21/07/2021

    Saya menemukan ilmu baru, bahwa nampaknya kulit berbintik air yang berujung membuat kulit kering dan terkelupas itu tidak hanya karena sensitif terhadap produk dengan SLS, namun juga karena infeksi jamur. 

    Saya mengetahui hal ini ketika saya pernah terkena infeksi jamur hingga berbentol dan merah di bagian tertentu. Saat itu, saya bingung harus bagaimana, karna dioles salep ketoconazole tidak ampuh, malah seperti tidak pakai apa2 (saya memakai salep itu karena pakai yang ada di rumah saja). Singkat cerita akhirnya saya konsul ke halodoc, dan disarankan menggunakan salep BENOSON-M. 

   Setelah beberapa kali pemakaian akhirnya infeksi itu hilang. Tak lama saya terpikir untung menggunakan salep itu pada bintik2 air yang saat itu sedang ada di tangan saya. Wow, 2 hari kemudian hilang tanpa bekas 🥰. Beberapa bulan kemudian adik saya mengeluhkan hal yang sama setelah saya cerita soal bintik air tsb, efeknya sama, setelah dipakaikan langsung hilang. 

    Sekarang, jika bintik itu kembali lagi saya langsung oleskan BENOSON-M pada area tsb, saya menggunakan sabun biasa, tidak lagi pakai zen dan tidak ada masalah. Paling masalah kulit kering banget ketika pakai sabun antiseptik seperti dettol yg terasa "kuat". 

Kesimpulan : anda bisa mencoba salep BENOSON-M utk mengatasi bintik air pada telapak tangan tanpa perlu mengganti sabun anda. 


Tuesday, November 13, 2018

Masih Ketombean? Padahal Sering Shampoan

Lagi asik-asiknya belajar di kelas, tau-tau kepala terasa gatal tak tertahankan. Iseng garuk sedikit, loh kok saljunya turun banyak xD . Teman di sebelah yang ngeliat langsung geser perlahan dari dekatmu. Wkwk
Pasti pernah ada yang ngalamin ini. Dan mungkin bingung, kenapa masih ada aja ketombe, padahal udah setiap hari keramas pakai shampo yg iklannya banyak di tv-tv. Mulai beli dari yang kemasan kecil, hingga kemasan jumbo yang katanya "Kemasan Keluarga". Gakk ilang-ilang ketombenya.
Bahkan, orang tua juga bilang kalau kamu sudah ketombean sejak lama, dan ga kunjung hilang sampai sekarang.  tanya ortu kenapa, malah dibilang "Kamu keramasnya kurang bersih mas", haduuuh udh digaruk kaya apaan tau juga ga ilang ini...

Itu yang saya rasakan sebelum menyadari hal yang akan saya ceritakan ini.
Sekitar bulan September lalu, saya terkena penyakit eksim, penyakit tahunan yg menderita saya ketika kemarau datang.. sampai2 saya tidak bisa absen sidik jari di kantor. Sudah konsultasi ke dokter perusahaan, dia minta saya telusur saya pegang apa saja selama ini. Saya katakan "mungkin alergi air pak", "ga mungkin, kalau iya, harusnya seluruh badan kamu yang gatal, bukan tangan aja".
Saya diminta konsul ke dokter spesialis kulit . Tapi sampai skrg saya blm melakukannya, hehe..

Suatu hari saya mandi seperti biasa, sabunan, sampoan, dan sikat gigi. Sehabis mandi, tangan saya langsung merah sekali dan terasa sangat gatal. Saya bingung. Apa karena keran atau apa. Saya ingat2 lagi saya memegang apa ketika mandi. Sabun? Ah ga mungkin. Oh shampo.
Saya searching dlu di google ttg kemungkinan alergi thdp shampo tsb, dan ternyata memang ada. Zat SLS dan paraben yang ada pada shampo membuat kulit kering dan bahkan meghilangka minyak alami pada kukit dan dapat menyebabkan eksim.

Dari situ akhirnya saya mulai eksperimen tidak shampoan hingga 2 minggu, hanya mengalirkan air dan menggosoknya saja, tanpa shampo.

Alhamdulillah , saya sama sekali tidak merasa gatal bahkan kulit saya yang kering pun berkurang.

Dari situlah saya tahu ternyata saya alergi dgn bahan yg ada pada shampi tsb. Cari alternatif, saya pun beralih ke shampo natural yang harganya lumayan mahal. Bisa 3x harga shampo di pasaran.

Sudah sekitar 2 minggu penggunaan, dan ketika di kantor waktu coba merontokkan ketombe yg biasa saya lakukan saat bosan., justru tidam ada satupun ketombe yang turun. Saya pikir karena emang lagi ngga ada, tapi besoknya saya coba lagi, bener ga ada sedikitpun.
Hehe..

Jadi, ketombe saya yg awet banget itu rupanya pengaruh dari alergi yg disebabkan bahan pada sampo td yg mengeringkan kulit saya dan menyebabkan kepala saya ketombean.
Saya sudah 21 tahun hidup, dan diumur 21 ini saya mengetahuinya. Wkwkwkwk

Coba ganti shampo kamu dgn yg non sls dan paraben kalau bernasib sama, dan rasakan sendiri bedanya.

Terima kasih sudah membaca sampai sini.