Terlihat sangat kontroversional bukan?
Jika kalian memahami maksud dari judul di atas, mungkin setelah itu kalian akan meng-iyakan, meskipun tidak meng-iyakan secara keyakinan, itu tetap saja meng-iyakan.
Semua agama mengajarkan untuk berbuat kebaikan. Agama apapun. Tidak ada agama yang mengajarkan untuk berbuat kejahatan, misal membunuh, dan lainnya. Dalam hal lain, kejahatan yang kita lakukan itu dinamakan sebuah "Dosa". Mengapa Dosa itu harus kita hindari? Bukan dijalani saja? Bukankah Dosa itu hanyalah sebuah
reward untuk hal buruk yang kita lakukan?.
Coba kita ambil contoh, seperti minum minuman yang memabukkan. Mengapa itu dilarang sedangkan jika kalian sudah mencobanya pasti akan ketagihan? Mengapa ketagihan? karna itu memberikan suatu sensasi menenangkan dan kesenangan. Jika sang peminum tak merasakan itu, dan hanya merasa sensasi di awal yang dirasa kurang dibanding dengan sudah meminumnya banyak, mungkin orang tersebut tidak akan meminumnya lagi. Berbuat dosa itu menyenangkan.
Atau dosa yang lain, yang berhubungan dengan nafsu?
bahkan dari kata "nafsu" saja sudah banyak yang pembaca bayangkan pastinya. Dan saya yakin, beberapa pembaca yang sudah mencobanya akan ketagihan dan lain sebagainya.
Mungkin dalam hal ini, saya ambil contoh, "pacaran". Jangan tersinggung tapi, teman saya sampai pernah menyebutkan
"Lebih baik punya pacar dari sekarang, daripada nunggu punya istri ntar-ntar. Lah, kebutuhan (biologis) yg diperlukan sama-sama terpenuhi kok"
Menyenangkan bukan? berbuat hal yang sama seperti ke istri sendiri, bedanya ini ke pacar. Ga perlu ke KUA, ga perlu resepsi pernikahan. Mantap bukan?
sekali lagi, berbuat dosa itu menyenangkan~
Atau dosa yang lain lagi, mencuri misalnya,
mencuri itu sangat menyenangkan, dan memberikan sensasi
deg-degan saat melakukannya. Tegang, seolah menonton film horor. Bahkan ini melakukan, pasti lebih tegang dari menonton film horor :D
Apa
reward yang kita peroleh setelah mencuri?
Barang jarahan tentunya. Kita memperoleh banyak barang dengan satu kali usaha yang cerdik (cerdas dan licik). Ketimbang mencari uang kesana-kemari lebih baik mencuri bukan? . Sudah jelas yang tadi saya sampaikan, Usaha = 1, Hasil = 2,3,4,5,... :D
sekali lagi, berbuat dosa itu menyenangkan.
Atau dosa yang lain lagi, yang merupakan pantangan bagi umat Islam.
Mengonsumsi babi. Pasti kalian yang muslim penasaran bagaimana rasanya. Padahal jika kalian keluar Indonesia, banyak makanan yang campuran bumbu atau yang lain menggunakan babi. Namun kata mereka?
"Ini makanan terenak yang pernah saya makan" (dalam bahasa Inggris). Beuh, apa gak penasaran tuh?
sudah jelas, kata orang bule tadi, itu terenak, pastinya ga nyesel dong kalo kita dikit-dikit nyicipin?
sekali lagi, berbuat dosa itu menyenangkan :)
Semua dosa saya rasa sangat menyenangkan jika dilakukan.
Namun kenapa dilarang?
Apa salah si dosa sampai mereka harus dijauhi?
.
.
Sayangnya yang salah itu akibat setelah dosa tadi.
Dosa itu adalah sebuah
reward, semacam poin. Yang terus dikumpulkan. Masa pengumpulannya dimulai dari mulai
baligh hingga tewas. Nah setelah itu baru deh bisa dituker dengan hadiah yang sesuai.
sayangnya hadiahnya tidak membuat bahagia seperti ketika melakukannya.
Itu seolah "Dilihat air, dirasa air, namun kejam seperti api" (atau bahkan itu sebenarnya memang api, namun semua air itu hanya ilusi semata).
Ingatlah teman-teman pembaca.
Jangan relakan dirimu terjerumus ke dalam pundi-pundi dosa hanya karna sesuatu yang menimbulkan rasa senang dan nikmat sesaat!!
Karna kau akan menanggung itu semua selamanya!
Berbuat baik tidaklah mudah dilakukan, jika kita masih terbayang nikmatnya berbuat dosa.
Banyak mengeluh dan sebagainya.
Tidak ada kata terlambat untuk memulai kebaikan. Jangan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan.
Seperti kata
Nike "JUST DO IT"
Allah SWT telat menyediakan Surga-Nya, tinggal kita sebagai manusia ingin sampai ke Surga-Nya atau tidak.
Nikmat-Nya, Rezeki-Nya, dan semua yang kamu inginkan. Ditempat yang tidak akan kamu kira-kira sebelumnya. Sungguh Allah mengetahui apa yang pantas dan paling klop buat kalian. Allah sudah menyediakannya. Kita hanya perlu meraihnya.